Dies Natalis STMA Trisakti Ke-38 Tahun, “Peran Literasi Keuangan Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat” -->

Translate

MON

Ekles Clinik

REKTOR

LOGO PPWI

Dies Natalis STMA Trisakti Ke-38 Tahun, “Peran Literasi Keuangan Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat”


 

DETIKAKTUAL, JAKARTA - Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti mengadakan. Dies Natalis ke-38 dengan tema “Peran Literasi Keuangan Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat” bertempat di Kampus C STMA Trisakti Jalan Jend. Achmad Yani No.85 Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis, 21/04/2022.


Perlu untuk diketahui bahwa STMA Trisakti merupakan perguruan tinggi pertama yang mendalami bidang asuransi di Indonesia.  STMA Trisakti didirikan pada tanggal 10 April 1984 dengan nama Akademi Asuransi Trisakti (AKASTRI). Guna merespon tuntutan industri perasuransian, maka pada 1 Oktober 2002 Akademi Asuransi Trisakti (AKASTRI) resmi meningkatkan statusnya dan berubah bentuk menjadi  Sekolah  Tinggi  Manajemen Asuransi Trisakti (STMA) Trisakti  berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional R.I. No. 218/D/O/2002. 


STMA Trisakti saat ini mengelola empat buah program studi. Adapun ke-4 program studi itu jenjang sarjana strata satu (S1) Program Studi Aktuaria, Program Studi Manajemen, dan jenjang Diploma Tiga (D3) Program Studi Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian. STMA Trisakti berkontribusi mencetak generasi penerus guna membangun dan meningkatkan mutu bangsa khususnya pada bidang asuransi. 


Pada Dies Natalis kali ini dilakukan juga penanda-tanganan perjanjian kerja-sama dan Memorandum of Understanding (MoU) antara STMA Trisakti dengan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR Bandung) dan Universitas Widya Dharma Pontianak (UWDP). 


MoU dan PKS tersebut berisi komitmen antara berbagai pihak Perguruan Tinggi untuk menjalankan kolaborasi Tridharma Perguruan Tinggi dan Menjalankan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.


Awak media berkesempatan mewawancarai Rektor STMA Trisakti, Dr. Antonius Anton Lie, SE, MM dan mengatakan agar tidak tertipu dengan investasi bodong.

“Masyarakat agar tidak tertipu dengan produk yang dibeli, misalnya dijanjikan modal kembali dengan cepat, bunga tinggi, hadiah dan janji-janji surga,” katanya dengan semangat.


Dr. Antonius Anton Lie, SE, MM juga mengatakan bahwa STMA Trisakti merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Asuransi yang sudah berdiri sejak lama dan berharap agar masyarakat Indonesia dapat lebih lagi mengerti dan mengenal asuransi.

“Industri asuransi seharusnya      berada di depan, lebih besar dari perbankan. Kalau nonton sepak bola( luar negeri-Red) sponsornya dari asuransi tetapi di Indonesia terbalik, disebabkan pemerintah yang tidak pernah mengerti asuransi secara baik dari mulai Presiden pertama, kedua, ketiga, melihat sebelah mata. Mengapa? Mereka  bagian dari masyarakat dan selama ini masyarakat tidak mengenal asuransi,” ungkapnya dengan mimik muka khawatir.


Kegiatan lainnya pada Dies Natalis STMA Trisakti ke-38 adalah kick off kompetisi pemberian literasi asuransi tingkat nasional dengan tema “Membangun Generasi Yang Sadar dan Cerdas Dalam Berasuransi” Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukan indeks inklusi keuangan masyarakat di Indonesia sudah baik yaitu sebesar 76,19%. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 8,39% dari SNLIK yang dilaksanakan tahun 2016. 


Namun sayangnya, indeks inklusi keuangan yang nilainya sudah di atas 70% tidak dibarengi dengan tingginya indeks literasi keuangan. Indeks literasi keuangan baru sebesar 38,03%. Hal ini menunjukan bahwa meskipun adanya peningkatan ketersediaan akses pada lembaga, produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan masyarakat, tidak diimbangi dengan adanya pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam pengelolaan.


Adanya gap antara nilai indeks inklusi keuangan dengan literasi keuangan masyarakat di Indonesia menunjukan adanya potensi risiko yang tinggi. Masyarakat cenderung tidak memahami fungsi dan risiko dari akses keuangan yang dimilikinya. 


Peningkatan literasi dapat menjadi kunci agar tingkat inklusi yang sudah terjadi dapat berdampak secara lebih produktif dengan risiko yang dapat diminimalisir. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.


Atas dasar tersebut, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti (STMA Trisakti) sebagai institusi pendidikan tinggi yang fokus menyelenggarakan pendidikan di bidang asuransi berinisiatif mengadakan kompetisi atau lomba pemberian literasi asuransi tingkat nasional. 


Asuransi merupakan salah satu sektor jasa keuangan yang memiliki nilai inklusi ataupun literasi di bawah 20%. Nilai tersebut berbeda jauh dengan sektor jasa keuangan perbankan yang memiliki nilai inklusi dan literasi masing-masing sebesar 73,88% dan 36,12%.

Oleh karena itu STMA Trisakti berkomitmen bahwa dunia pendidikan harus berada di depan dalam penguatan literasi asuransi. 


Untuk mewujudkan hal tersebut, STMA Trisakti mengajak kerja-sama dengan berbagai pihak diantaranya Kemendikbudristek, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Perasuransian, dan Industri Asuransi untuk bersama-sama melakukan kegiatan ini. (JSY/Red)