DETIKAKTUAL, KOTA BEKASI - Indonesia ingin menjadi Negara Unggul di tahun 2045. Lalu apa sumbangsih dari Sistem Pendidikan Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut? Profil Pelajar Pancasila adalah kuncinya. Pelajar Pancasila adalah pelajar yang bukan hanya unggul dalam nilai tapi juga karakter.
Dimana dalam hal ini melibatkan peran dari Guru Bimbingan Konseling (BK) sekolah.
Melihat pentingnya hal ini, UNISMA (Universitas Islam “45”) Bekasi mengadakan Seminar Guru BK 2022 dengan tema Peran Bimbingan Konseling (BK) Dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila pada Kamis (17/03). Acara dihadiri oleh 200 Guru BK di Bekasi yang dilaksanakan secara hybrid, online via Zoom dan offline bertempat di ruang seminar Gedung E (FKP).
Hadir sebagai narasumber dalam acara itu, Dr. Hermanto, M.M., M.Pd., selaku Rektor UNISMA Bekasi dan Dr. Nur Apni Dwi Prastiwi, M.Si., selaku Pembina MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) BK Kab. Bekasi.
Rektor UNISMA Bekasi Dr. Hermanto, M.M., M.Pd mengatakan, bahwa Profil Pelajar Pancasila adalah Jawaban dari pertanyaan besar tentang pelajar seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia.
“Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem Pendidikan Indonesia? Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila”, ucap Rektor UNISMA Bekasi Dr. Hermanto, M.M., M.Pd.
Ada 6 poin yang dimaksud dengan profil pelajar pancasila yaitu; Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) Bergotong-royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar kritis: (6) Kreatif.
Keenam dimensi tersebut saling berkaitan dan menguatkan. Dengan kata lain keenamnya harus dijalankan secara bersamaan, tidak parsial. Inilah yang nantinya membentuk karakter para pelajar Indonesia.
“Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler,” kata Rektor UNISMA Bekasi Dr. Hermanto, M.M., M.Pd.
Kegiatan Intrakurikuler meliputi; Muatan Pelajaran Kegiatan/pengalaman belajar, Budaya sekolah. Ekstrakurikuler meliputi; Kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat, seperti pramuka, paskibra, olah raga dll. Serta iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah.
Lalu sejauh apa peran bimbingan dan konseling salam membentuk profil pelajar pancasila?
Hal ini dipaparkan oleh narasumber kedua yaitu Dr. Nur Apni Dwi Prastiwi, M.Si, selaku Pembina MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) BK Kab. Bekasi.
Indonesia memiliki 4 Pilar Pembangunan Indonesia 2045. 4 Pilar itulah yang menjadi tujuan Negara Indonesia dalam 20 tahun kedepan. Yaitu, Manusia Indonesia Unggul dalam IPTEK, Ekonomi maju dan berkelanjutan, Pembangunan merata dan inklusif dan Negara demokratis, kuat dan bersih.
Disinilah peran Bimbingan Konseling (BK) dalam membentuk profil pelajar pancasila sehingga mampu mencetak sdm-sdm yang unggul sesuai dengan target 4 pilar tersebut. Apalagi di era metaverse saat ini, masyarakat terutama pelajar dan siswa lebih suka mengekspresikan perasaan dan emosi mereka di media sosial secara spontan.
“Guru BK harus memilki kemampuan untuk mengalihkan kecenderungan siswa yang lebih senang menyampaikan hal-hal yang terkait emosional mereka melalui medsos kepada layanan BK yang mampu menawarkan solusi yang lebih baik,” tutur Dr. Nur Apni Dwi Prastiwi, M.Si
Guru BK harus kaya dengan strategi untuk dapat memberikan layanan sesuai dengan karakteristik siswa zaman sekarang dan menempatkan diri sebagai sahabat siswa. Kemudian, Guru BK harus mampu mengarahkan minat dan bakat siswa khususnya minat dalam digitalisasi sebagai dampak dari arus informasi ke arah yang positif.
Selama ini mungkin BK atau bimbingan konseling tidak menjadi titik utama perhatian pendidikan. Namun dengan adanya Profil Pelajar Pancasila, menunjukkan ternyata peran dari guru BK sekolah tidaklah kecil.
“Saya berharap, diskusi seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Masih banyak sekolah yang tidak ada fasilitas ruang BK. Mudah-mudahan ini dapat menjadi perhatian bersama akan pentingnya bimbingan dan konseling sekolah,” ucap Desi, salah satu pesera seminar.
Di akhir acara, Rektor UNISMA Bekasi menyampaikan bahwa seminar ini adalah salah satu bentuk perhatian universitas pada bidang pendidikan Indonesia terutama di Bekasi. Rektor berharap melalui kegiatan diskusi ini dapat menjadi forum berkelanjutan bagi guru BK di Bekasi dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.
UNISMA Bekasi adalah kampus yang berlokasi di jalan Cut Meutia no. 83. UNISMA Bekasi memiliki 24 program studi pilihan dari tingkat Diploma, Sarjana dan Pascasarjana. Informasi mengenai UNISMA Bekasi dapat diakses melalui unismabekasi.ac.id/ .*